Minggu, 30 Desember 2012

Cita-cita baru

Menjelang akhir tahun 2012,
cuci gudang bukan hanya terjadi di toserba-toserba
tapi sepertinya akan terjadi juga disini

Akan saya tulis mungkin semua draft-draft post yang saya pikir terlalu konyol untuk dikeluarkan, 
who would've really read this anyway? hahaha


Jadi cita-cita baru yang terselip di otak saya, dan perlahan ingin saya wujudkan adalah:

Menjadi manusia yang bisa membawa hidupnya dalam satu tas ransel.

Saya gak tahu apakah karena hasil babak belur dari pengalaman atau tidak, 
Saya menjadi takut akan suatu bentuk kemapanan,

It's just when you get so comfortable with all of the material you've got now, 
Big chance you would really missed them when they're gone.
When the truth is, we human never possesed something, 
everything was all just borrowed,
even our own existence.

Sampai pada suatu titik saya semakin menihilkan keinginan dan memadatkan kebutuhan.

Cita-cita ini tergagas ketika saya mengantarkan salah satu teman dekat saya untuk melihat-lihat properti, katanya ia ingin mencari rumah untuk diinvestasikan atau mungkin ditinggali.

Otak saya langsung mencerna, bahwa mungkin fase ini akan datang pada saya.
Suatu saat nanti jika saya tinggal di kota yang saya tinggali ini dan saya bekerja di kota metropolitan disampingnya, dan saya sudah menikah. Saya harus mencari tempat tinggal yang strategis dengan tempat saya dan suami saya bekerja, entah itu di kota metropolitan atau di kota ini. dan jika saya ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan ataupun keinginan kami, kemungkinan gaji yang kami terima belum bisa mencukupinya, saya harus melakukan suatu bentuk investasi pada sistem moneter, entah itu tabungan, properti ataupun benda berharga lainnya. 

Banyak rentetan hal dan keterikatan pada sistem yang terjadi jika saya hidup dengan cara ini, 
dan saya merasa, saya belum sanggup menjalaninya. 
Saya butuh mencari alternatif

Mungkinkah alternatif itu ada? 
Saya pun masih mencarinya, 
dan sejauh ini saya baru menyimpulkan melakukan simplifikasi dan peleburan terhadap keinginan dan kebutuhan menjadi suatu hal yang dapat mengawali alternatif itu.

Ditambah cita-cita utama saya masih melekat bahwa saya tidak merasa hidup saya beresensi jika saya tidak menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi keseluruhan elemen alam raya ini.
Ketika kita terhimpit beban kita sendiri, bagaimana kita bisa menolong orang lain?
Namun pada akhirnya kalaupun memang saya harus menjalani kemungkinan di atas saya tidak akan menolak dan tidak bisa menolak lebih tepatnya.

Jadi, di akhir kata, tas ransel pada kalimat diatas merupakan suatu analogi dari suatu wadah hasil simplifikasi dan keseimbangan.

Semoga saya dapat menapakinya, dan saya harap anda juga :)