Dr. Manhattan (John Osterman)
Jumat, 06 Mei 2016
Fictional Character I'm in love with: Dr. Manhattan / Jon Osterman
His complexities, his understanding, his wisdom, his chivalry, and his profound love to all beings melted my heart.
Kamis, 10 Maret 2016
Pertanyaan mengenai jempol
(photo credit: stock snap via pixabay)
Sudah sering terjadi dalam Whatsapp, pada
suatu group chat atau personal chat, jika seseorang mengutarakan atau
berkomentar mengenai sesuatu yang kita rasa bagus atau kita kagumi, maka akan kita
berikan emoji jempol.
Seiring perkembangan
Whatsapp, sekarang kita bisa memilih menggunakan emoji yang dapat disesuaikan
dengan warna kulit. Saya menyambut hal ini dengan sukacita, Semakin banyak
pilihan, semakin beragam warna yang dapat secara kognitif kita ketahui, sadari
dan dapat pilih. Sehingga memicu keterbukaan mindset akan keragaman dan
perbedaan. Saya rasa hal ini pun cukup penting.
Mengapa?
Insight ini pertama
saya dapatkan dari menonton video ini
Sinopsis video:
Video ini serangkaian video yang terinspirasi dari eksperimen sosial doll test yang pertama kali dilakukan oleh Kenneth and Mami Clark pada tahun 1940an di
Amerika. Beberapa anak dari berbagai ras diajak untuk mengidentifikasi dan
memilih antara 2 boneka. Boneka berkulit terang dan boneka berkulit
gelap. Hasilnya adalah sebagian besar anak memilih boneka berwarna kulit
terang, pilihan tersebut datang dari anak yang berwarna kulit terang sampai
beberapa anak yang berkulit berwarna (coloured). Eksperimen tersebut tidak
berhenti sampai disini. Kemudian mereka ditanya mengenai alasan mengapa mereka
memilih boneka itu dan mengapa tidak memilih boneka yang satunya. Dengan
sebagian besar memilih boneka berkulit terang, alasan mereka adalah karena
mereka merasa boneka tersebut cantik/lebih bagus. Sedangkan ketika ditanya
mengapa tidak memilih boneka berkulit gelap satunya, dengan polosnya mereka
menjawab karena boneka itu dirasa lebih jelek.
Hal ini membuat saya
tercekat dan berpikir dalam. Dalam grup yang tidak memilih boneka berwarna
kulit gelap sebagai pilihan terbaik, banyak dari anak tersebut juga memiliki warna kulit yang cukup
mirip dengan kulit boneka yang tidak mereka pilih dengan kecenderungan alasan
bahwa boneka itu “tidak cantik atau
tidak baik”.
Saya baru menyadari, bahwa
ternyata beragam pilihan warna memang dibutuhkan, agar kita tidak hanya
terbiasa dengan 1 pilihan, dan mungkin berpotensi menganggap pilihan tersebut yang terbaik dan
yang lain kurang baik.
Saya
ingat ketika saya masih kanak-kanak, saya begitu
terbiasa dengan boneka berkulit terang dan berambut pirang, begitu cantik ia di mata saya dan ditampilkan oleh iklan. Dan mungkin (jika dulu
ada) boneka yang berbeda dengan boneka berkulit terang itu, belum tentu saya akan menganggap boneka
itu sama atau lebih cantik dari boneka pertama, walaupun mungkin
secara fisik boneka kedua lebih mirip dengan saya.
Saya tidak tahu ada berapa faktor dalam
kecenderungan pemilihan ini, apakah mungkin:
A. Keterbiasaan dan keterbatasan pada 1 pilihan yang
nyaris absolut imej baiknya?
B. Stereotipe mengenai suatu hal?
C. Terlalu dielu-elukan 1 preferensi tersebut?
D. Kekaguman dan pendambaan terhadap sesuatu yang tidak dimiliki, dan kurang bersyukur dan merasa bangga dengan keadaan
sendiri?
Sejujurnya saya bukan
fanatik pendukung suatu ras dan bukan juga pembenci ras tertentu.
Namun yang saya percayai
adalah bahwa keberagaman itu penting untuk disadari, diterima dan dihargai. Dan
saya merasa
juga sangat penting untuk menerima diri apa adanya, tanpa merasa diri juga
adalah yang paling superior.
Kembali kepada kasus
jempol. Beberapa kali saya lihat beberapa kenalan menggunakan jempol berwarna
kulit terang, walaupun mereka tidak memiliki kulit dengan warna tersebut
(disini saya tidak bermaksud menunjuk suatu warna kulit lebih baik dari warna
kulit lain).
Saya kemudian berpikir
Apakah hal ini kurang lebih mirip dengan fenomena eksperimen sosial boneka
tersebut?
Apakah pemilihan warna
jempol menunjukan preferensi warna terbaik, tercantik atau terfavorit?
Saya sendiri tidak tahu dan tidak berani
berasumsi. Karena saya tidak memiliki hak dan tidak mau menilai. Oleh karena
itu saya ingin bertanya kepada anda,
Apa yang mendasari anda dalam pemilihan warna
tersebut?
Jika anda berminat sila menjawab atau memberi pendapat pada kolom komentar.
Terima kasih :)
Langganan:
Postingan (Atom)